Pil KB adalah alat kontrasepsi yang sering digunakan untuk mencegah kehamilan. Meski begitu, ternyata tidak sedikit informasi beredar yang kurang tepat. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang mempercayai begitu saja mitos yang beredar.
Dengan mengetahui informasi yang yang benar terkait manfaat dan efek pil KB, Anda bisa menggunakannya secara efektif. Lalu, apa saja mitos yang beredar tentang pil KB? Seperti apa faktanya? Simak penjelasan lebih lengkap berikut ini.
Pil KB Meningkatkan Berat Badan
Mitos satu ini memang sudah beredar lama di kalangan masyarakat. Faktanya berat badan yang naik tidak langsung disebabkan oleh pil KB. Dilansir dari Planned Parenthood, tidak ada penelitian yang menunjukan bahwa efek Pil KB bisa meningkatkan atau menurunkan berat badan.
Pil KB memang alat kontrasepsi hormonal yang mengandung hormon estrogen dan progesteron yang terkadang bisa meningkatkan nafsu makan. Tapi, hal ini hanya terjadi pada sebagian orang. Anda tetap bisa mengontrol berat badan dengan pola hidup yang sehat, salah satunya dengan membatasi pola makan.
Menyebabkan Kanker
Mitos selanjutnya bahwa Pil KB tidak boleh dikonsumsi secara terus menerus karena bisa menyebabkan kanker payudara. Namun, hal ini tidaklah benar. Berhenti menggunakannya justru bisa meningkatkan risiko terjadi kehamilan di luar rencana.
Setelah ditelusuri oleh dokter umum dr. Handrawan Nadesul dan dr. Kartono Mohamad dalam bukunya yang berjudul Mitos Seputar Masalah Seksualitas & Kesehatan Reproduksi menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada hubungan antara pil KB yang berisi hormon estrogen dan progesterone dengan meningkatnya risiko kanker payudara.
Sebaliknya, pil KB justru membawa banyak manfaat. Selain bisa mencegah kehamilan, dikutip dari National Cancer Institute, pil KB justru bisa menurunkan risiko kanker endometrium dan kanker ovarium.
Baca juga: Sebelum Gunakan Pil KB, Pahami 5 Fakta Ini
Menyebabkan Jerawat
Mitos selanjutnya tentang pil KB bahwa kontrasepsi ini bisa menyebabkan jerawat. Padahal, pil KB justru bisa mengobati jerawat. Pil KB yang menggunakan jenis hormon progesteron berupa norgestimate, norethindrone, dan drospirenone, dapat menyelesaikan masalah jerawat dengan menurunkan kadar hormon androgen. Androgen ini memicu kelebihan produksi minyak di sebum yang menyumbat pori-pori dan meningkatkan timbulnya jerawat .
Mempengaruhi Kesuburan
Dilansir dari Journal of Contraception and Reproductive Medicine kontrasepsi hormonal tidak menyebabkan kemandulan. Hormon dalam pil hanya tinggal dalam tubuh dalam waktu yang singkat, itulah sebabnya Anda perlu meminumnya setiap hari agar pil bekerja secara efektif. Setelah penghentiannya, Anda butuh waktu sekitar 1−3 bulan agar bisa segera hamil. Kebanyakan wanita bisa hamil setahun setelah berhenti mengonsumsi pil KB.
Baca juga: Memilih Pil KB untuk Ibu Menyusui & Cara Meminumnya
Efek Pil KB Membuat Menstruasi Tidak Teratur
Manfaat pil KB adalah mencegah kehamilan dengan mengubah siklus menstruasi. Hormon-hormon yang terkandung dalam pil, bisa menghentikan ovulasi. Selain itu, pil KB juga bisa mengurangi gejala sindrom premenstrual (PMS). Namun, Anda tidak perlu khawatir. Setelah Anda berhenti mengonsumsi pil KB, maka siklus di tubuh pun akan kembali normal
Nah itulah tadi mitos dan fakta tentang pil KB yang perlu Anda ketahui. Anda bisa menggunakan Pil KB Andalan sebagai alat kontrasepsi pilihan. Selain bisa menunda kehamilan, pil KB Andalan juga bisa membuat siklus haid jadi lebih teratur, mengurangi nyeri saat menstruasi, dan tidak menimbulkan flek di kulit. Yuk, jangan takut lagi soal mitos-mitos tentang pil KB, ya!